
Aku dan diriku
Aku tak tahu menahu tentang dunia luar, dan akupun tak ingin tahu dengan itu semua. Entah apa yang menyebabkan aku jadi malas dan bosan dengan itu semua. Aku yang sekarang sangat beda dengan aku yang dulu, yang berpetualang mencari cinta, cinta dan cinta. Tapi aku yang sekarang aku akui sangat lambat dan sangat pemilih untuk mencari calon pendampingku nanti.
Ya mungkin lucu kau dengar tapi inilah yang kurasakan sekarang, merana, kesepian, dan selalu merasa iri bila dekat dengan orang lain, makanya aku menjauhkan diri dan untuk tidak bergaul lagi. Karena aku tahu bergaul membutuhkan banyak uang dan waktu mungkin terhabiskan untuk itu semua.Dan aku tahu diri aku tak punya modal tuk be’gaul.
Ayahku benar, mengapa kami dilarang keras tuk be’gaul karena ayah takut aku dan adik-adikku minder, iri dan akan meminta sesuatu yang mungkin tak kan tepenuhi olehnya, dan aku baru sadar akan hal itu sejak aku lulus SMA. Aku tahu ini mungkin akan sulit diterima oleh seorang seumuran dengan aku, dimana saat-saat bergaul mereka harus dikurangi dan dilarang. Tapi aku berusaha tu tidak meminta banyak hal pada mereka. Dan aku tahu ini demi kebaikannku dan adik-adikku.
Sungguh Ayah sangat sayang padaku dan pada adik-adikku, aku tahu itu. Terkadang pun aku selalu berfikir apa yang akan terjadi pada masa depanku nanti???
Dan bagaimanakah aku nantinya???
Aku selalu bertanya-tanya pada diriku sendiri.
Haruskah aku berdiam diri terus-menerus? Aku tak tahu mesti gimana lagi, tapi sungguh aku tak kuasa dengan ini semua, kesehariannku aku lalui dengan kesedihan yang amat mendalam di lubuk hatiku. Aku selalu berusaha tuk tidak memikirkan itu semua tapi rasanya pikiran itu sulit tuk kubuang jauh-jauh, serasa ada sesuatu yang menuntutku agar aku bisa menjadi lebih dari manusia/orang-orang manapaun.
Kebahagiaanku saat ayah,ibu, adik-adikku merasa sangat bahagia, adan aku ingin sekali memberikan yang terbaik buat mereka dan aku ingin memeberikan sesuatu walaupun ga berarti bagi mereka tapi aku ingin sekali membahagiakan mereka, aku sangat sedih jika aku melihat mereka menderita dan menangis dihadapanku. Sungguh aku ga mau semua itu terjadi, walaupun aku sudah bekerja dengan gajih pas-pasan aku coba tuk membantu mereka,
Aku sangat bingung bila diberikan pilihan, aku ingin sesuatu hal yang pasti dan itu baik untukku. Dunia ini penuh dengan cobaan dan derita, tapi akankah aku sanggup menjalaninya dan sanggup tuk menghadapinya?????
Aku selalu mencoba tuk mencari ketenangan agar kubisa berfikir jernih. Tapi tak ada waktu, dan aku rasa ini hanya katakutannku yang selalu menghantuiku.Menghantuiku malam-malamku. Aku selalu akan menangis tapi aku tidak mau dibilang cengeng, aku sangat benci menangis tapi air mataku selalu menetes tanda aku sangat menderita bathin.