Dia datang…
Dia datang…
Jantungku berdegup kencang.
Masih langkah yang sama.
Irama yang sama.
Pelan…
Seolah tidak ingin membuat bunyi apapun.
Mungkin saat ini, dia ingin benar bisa melesak jauh ke bawah bumi.
Apapun, asal tidak melewati gerombolan mata kami.
Mukanya sangat penuh teror. Begitu pias. Tegang.
Kenapa ia tidak sadar juga bahwa mata-mata itu tidak pernah peduli padanya dan tidak akan pernah mau dengan sengaja melihatnya.
Selalu hanya ada satu pasang mata yang sadar bila ia lewat.
Sepasang mata yang selalu sengaja menunggunya.
Sepasang mata yang selalu menangkap tiap detik geraknya.
Sepasang mata…
Milikku…
Wednesday, August 8, 2007
Dia
Diposting oleh ratna di 10:11 PM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment