CLICK HERE FOR THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Tuesday, September 9, 2008

REJANG ASAK

Payas Bunga Jepun

jumlah penari Rejang Asak dari desa Pakraman Asak, Karangasem juga berjumlah ratusan orang.
Rejang Asak dipersembahkan khusus pada hari raya Kasa bertempat di Bale Agung Asak. Selain itu, Rejang Asak juga melakukan pelawangan keliling desa pada hari raya Kuningan dengan memakai pakaian Rejang payas agung (jenis payas yang memakai banyak bunga jepun).

Saat keliling desa, Rejang ini juga menyanyi yang berisikan tentang doa dan harapan agar prosesi ngelawang membuat bisa membaca dan menilis dan lain-lain. "Langlanane ngadi sekar, anggen ipun bisa maca, bisa nulis..." demikian cuplikan syair lagu yang dinyanyikan Rejang Daha saat ngelawang keliling desa. Setelah keliling desa, keesokan harinya busana rejang ini diganti, dengan payas tanpa bunga jepun yang banyak yang disebut payas perong, Rejang ini disebut Rejang Semengan. "Rejang di Desa Asak disebut Rejang Daha, karena semua gadis sejak berumur kira-kira 16 tahun ikut menari Rejang, baru berhenti setelah kawin.

Tarian Rejang ini juga tidak diajarkan, tetapi hanya yang lebih dulu menari Rejang berada di depan kemudian diikuti oleh penari Rejang yang baru. Proses menari berjalan secara alamiah, yang baru mengikuti yang lama, sehingga terjalin tanpa putus. Jalinan tanpa terputus ini disimbulkan oleh penggunaan Kincung -- sejenis genitri yang diikat pada pinggang penari layaknya selendang.

0 komentar: